Cara Tetap Aman dan Mengenali Media Deepfake

Posted on

TombolEnter.com – Baru-baru ini Google telah melarang algoritma deepfake dari Google Collaboratory, ini adalah layanan komputasi gratis dengan akses ke GPU.

Pakar Kaspersky telah menjelaskan apa itu deepfake dan mengapa ada begitu banyak kontroversi di
lingkungan.

Deepfake biasanya mengacu pada berbagai jenis media yang dihasilkan komputer yang melibatkan orang dan dibuat dengan jaringan saraf. Ini bisa berupa video, foto, atau rekaman suara.

Alih-alih menggunakan teknik pengeditan gambar tradisional, penggunaan pembelajaran mendalam telah menggeser kebutuhan akan keterampilan dan upaya untuk membuat gambar palsu yang meyakinkan.

Awalnya, istilah tersebut merujuk pada software tertentu yang telah populer di Reddit. Perangkat lunak ini dapat menyematkan wajah seseorang ke dalam video yang menampilkan orang lain.

Hampir seluruhnya digunakan untuk membuat konten pornografi dengan wajah selebriti.

Menurut beberapa perkiraan, hingga 96 persen dari semua deepfake adalah pornografi. Ini menyoroti kekhawatiran seputar deepfake yang digunakan untuk pelecehan, pemerasan dan
mempermalukan publik. Teknologi ini juga dapat membantu pelaku cyber crime.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa algoritma deteksi liveness komersial, yang digunakan oleh lembaga keuangan dalam prosedur KYC, dapat tertipu oleh deepfake yang dibuat dari foto ID. Ini menciptakan serangan baru dan membuat kebocoran identitas menjadi masalah yang lebih serius.

Masalah lainnya adalah bahwa deepfake merusak kepercayaan pada konten audio dan video karena dapat digunakan untuk tujuan jahat. Berbagai pakar dan lembaga, seperti Europol, memperingatkan bahwa meningkatnya ketersediaan deepfake dapat menyebabkan proliferasi lebih lanjut mengenai disinformasi di Internet.

Tapi ini juga memiliki sisi positif. Manipulasi gambar itu sendiri sudah ada sejak lama, dan CGI telah ada selama beberapa dekade. Dan keduanya telah digunakan dengan benar, seperti halnya deepfake.

Dalam Top Gun: Maverick, sebuah algoritma digunakan untuk menyuarakan karakter Val Kilmer sesaat setelah sang aktor kehilangan suaranya.

Algoritma deepfake juga digunakan untuk membuat serial TikTok viral yang dibintangi oleh Tom Cruise palsu. Dan beberapa startup mencari cara baru untuk menggunakan teknologi, misalnya, untuk menghasilkan avatar metaverse yang hidup.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengenali deepfake:

  • Deepfake yang meyakinkan, seperti yang menampilkan Tom Cruise, masih membutuhkan banyak keterampilan dan usaha bahkan untuk peniru profesional. Deepfake yang digunakan untuk penipuan masih cenderung berkualitas rendah dan dapat dilihat dengan memperhatikan gerakan bibir yang tidak normal, rambut yang tidak rapi, fitur wajah yang tidak sejajar, sedikit atau tidak ada kedipan, warna kulit yang tidak cocok, dan sebagainya. Kesalahan dalam merender pakaian atau tangan yang menutupi wajah juga dapat memberikan deepfake amatir.
  • Jika Anda melihat orang atau publik terkenal membuat statement atau penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, meskipun video tersebut meyakinkan, lanjutkan dengan cross check informasi tersebut melalui sumber yang terpercaya. Perhatikan bahwa scammers dapat dengan sengaja membuat video code untuk menyembunyikan kelemahan deepfake. Jadi strategi terbaik adalah tidak hanya menonton video untuk mencari petunjuk, tetapi menggunakan akal sehat dan keterampilan untuk memeriksa fakta yang ada.
  • Tidak mudah percaya dapat memberikan perlindungan yang baik jika deepfake berkualitas tinggi meyakinkan pengguna untuk mengunduh file atau program berbahaya, atau mengunjungi tautan atau situs web phishing yang mencurigakan.

“Deepfake adalah contoh utama dari teknologi yang berkembang lebih cepat daripada yang kita pahami dan cara mengelola komplikasinya,” tutur Vladislav Tuskanov, peneliti data utama di Kaspersky melalui keterangan resminya, Minggu (12/6/2022).

Inilah mengapa deepfake dianggap memiliki dua sudut pandang. Satu sisi sebagai instrumen tambahan bagi para seniman dan di sisi lain membuka peluang disinformasi yang bisa menjadi tantangan bagi masyarakat tentang apa yang kita percaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *